23 Maret 2013

VALIDITAS DAN RELIABILITAS



 Pada penelitian kuantitatif selalu bergantung pada dua alat ukur, yaitu validitas dan reliabilitas. Validitas menunjukkan sejauh mana nilai/ukuran yang diperoleh benar-benar menyatakan hasil pengukuran/pengamatan yang ingin diukur. Sedangkan reliabilitas merupakan indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan.

VALIDITAS
Validitas sebuah tes menyangkut apa yang diukur tes dan seberapa baik tes itu bisa mengukur. Validitas sebuah tes memberitahu kita tentang apa yang bisa kita simpulkan dari skor-skor tes. Menilai validitas adalah penting bagi peneliti karena sebagian besar instrumen yang digunakan dalam penyelidikan pendidikan dan psikologis dirancang untuk mengukur konstruksi hipotetis. Pada dasarnya, semua prosedur untuk menentukan validitas tes berkaitan dengan hubungan antara kinerja pada tes dan fakta-fakta lain yang dapat diamati secara independent tentang ciri-ciri prilaku.
Bukti hubungan antara tes dan kriteria yang relevan berfokus pada pertanyaan “Bagaimana kriteria kinerja secara akurat dapat diperkirakan dari nilai pada tes?” Kriteria adalah beberapa hasil penting untuk pengujian. Kriteria harus juga mewakili atribut yang diukur atau yang lain yang akan digunakan. Yang dimaksudkan dengan koefisien validitas adalah korelasi antara skor tes dan pengukuran kriteria. Karena memberikan indeks numerik tunggal validitas tes, koefisien validitas umumnya digunakan dalam pegangan-pegangan-pegangan tes untuk melaporkan validitas sebuah tes menurut tiap kriteria dari data yang tersedia.
Sebelumnya kita mendeskripsikan sebagai validasi konvergen dan kemudian sebagai validasi diskriminan. Korelasi sebuah tes penalaran kuantitatif dengan nilai-nilai selanjutnya dalam mata pelajaran matematika akan menjadi contoh validasi konvergen. Untuk tes yang sama, validitas diskriminan akan dibuktikan oleh korelasi rendah dan tidak signifikan.

RELIABILITAS
Reliabilitas berarti konsistensi tes mengukur apa yang seharusnya diukur. Realibilitas tes perlu, tetapi tidak memadai sebagai syarat validitas tes. Agar supaya tes valid, maka dia harus reliabel. Namun demikian tes yang reliabel belum tentu valid.
Reabilitas merujuk pada konsitensi skor yang di capai oleh orang yang sama ketika mereka diuji-ulang dengan tes yang sama pada kesempatan yang berbeda, atau dengan seperangkat butir-butir ekuivalen (equivalent items) yang berbeda, atau di bawa kodisi pengujian yang berbeda. Konsep reliabilitas ini mendasari perhitungan kesalahan pengukuran atas skor tunggal, yang bisa kita pakai untuk memprediksi kisaran fluktuasi yang mungkin muncul dalam skor individual sebagai hasil dari faktor-faktor peluang yang tak diketahui atau irrelevan.
Dalam pengertian yang paling luas, reliabilitas tes menunjukkan sejauh mana perbedaan-perbedaan individual dalam skor tes dapat dianggap sebagai disebabkan oleh perbedaan yang sesungguhnya dalam karateristik yang dipertimbangkan dan sejauh mana dapat dianggap disebabkan oleh kesalahan peluang. Untuk menempatkannya dalam istilah yang lebih teknis, ukuran-ukuran reliabilitas tes memungkinkan untuk memperkirakan berapa proporsi dari varians total skor-skor tes yang merupakan varians kesalahan.
Pada dasarnya, koefisien korelasi (r) menyatakan derajat kesesuaian atau hubungan, antara dua perangkat skor. Dengan demikian, jika individu dengan skor top pada variabel 1 juga mendapatkan skor top pada variabel 2, individu nomor dua pada variabel dua dan seterisnya sampai pada individu paling buruk skornya dalam kelompok, lalu akan ada korolasi sempurna pada variabel 1 dan 2. korelasi seperti akan memiliki nilai + 1,00.

Ada tiga kategori koefisien reliabilitas, yaitu :
# Reliabilitas test-Retes
Menggunakan sebuah instrumen, namun diteskan dua kali. Hasil atau skor pertama dan kedua kemudian dikorelasikan untuk mengetahui besarnya indeks reliabilitas. Teknik perhitungan yang digunakan sama dengan yang digunakan yaitu rumus korelasi Pearson.
# Reliabilitas Bentuk-Alternatif
Sejak awal peneliti harus sudah menyusun dua perangkat instrumen yang paralel (ekuivalen), yaitu dua buah instrumen yang disusun berdasarkan satu kisi-kisi. Setiap butir soal dari instrumen yang satu selalu harus dapat dicarikan pasangannya dari instrumen kedua. Kedua instrumen tersebut diujicobakan semua. Sesudah kedua uji coba terlaksana, maka hasil kedua instrumen tersebut dihitung korelasinya dengan menggunakan rumus product moment (korelasi Pearson). Korelasi antara skor-skor yang didapatakan pada dua bentuk itu merupakan koefisien reliabilitas tes.

# Konsistensi Internal Ukuran Reliabilitas
Reliabilitas Belah-Separuh (Split-Half Reliability).
Peneliti boleh hanya memiliki seperangkat instrumen saja dan hanya diujicobakan satu kali, kemudian hasilnya dianalisis, yaitu dengan cara membelah seluruh instrumen menjadi dua sama besar.
Dilain pihak dalam reliablitas tes-retes dan reliabilitas bentuk-alternatif, tiap skor didasarkan pada jumlah soal penuh pada tes. Jika semua hal sama, semakin panjang sebuah tes, semakin dapat dihandalkan tes itu. Efek yang akan dihasilkan pada koefisiennya dengan memperpanjang atau memperpendek sebuah tes, dapat diperkirakan dengan rumus Spearman-Browon.


05 Maret 2013

Kumpulan 50 Judul Skripsi Pendidikan Bahasa Inggris 5


  1. The Use of Mind Map in Improving Students’ Reading Comprehension (A Classroom Action Research at X-7 SMA Kartika Siliwangi I Bandung)
  2. ENGLISH TEXTBOOKS FOR YOUNG LEARNERS USED IN TWENTY-FIVE PRIMARY SCHOOLS IN BANDUNG KULON
  3. AN ANALYSIS OF TRANSLATION PROCEDURES OF DIALOGUES IN THE NOVEL “HARRY POTTER AND THE HALF-BLOOD PRINCE”
  4. Code Switching in Cultural Adjustment Processes among the Javanese
  5. THE CORRELATION BETWEEN STUDENTS’ MOTIVATION INDEXES AND THEIR ACHIEVEMENT SCORES IN ENGLISH CLASS
    (A Correlational Study of Ninth Graders of SMPN 1 Pacet, Cianjur)
  6. AN ANALYSIS OF SLANG TRANSLATION IN THE SUBTITLE OF “AIRHEADS” FILM
  7. ANALYZING THE TRANSLATION OF ENGLISH METAPHORS INTO INDONESIAN IN A NOVEL ENTITLED BRIDGET JONES’S DIARY BY HELEN FIELDING
  8. Instructional Techniques in Partial Immersion Program: A Case at a Junior High School in Bandung
  9. Feature Articles in Gogirl! Magazine: A Study of Code Switching and the Readers’ Language Attitude
  10. The Strategies in Improving Hearing Impaired Students’ Motivation to Learning English”
  11. DEVELOPING THE WRITING SKILLS THROUGH MIND MAPPING STRATEGY (MMS) (An Experimental Research in the Second Grade Students of SMAN 1 Lembang)
  12. A REPRESENTATION OF MALE HOMOSEXUAL CHARACTERS IN A NOVEL ENTITLED “LELAKI TERINDAH”
  13. THE CORRELATION BETWEEN STUDENTS’ LEXICAL KNOWLEDGE OF COLLOCATIONS AND THEIR READING COMPREHENSION
    (A Study of the Sixth Semester Students of English Literature Program at Indonesia University of Education)
  14. The Correlation between Students’ Rewriting of the Story in Film and their Vocabulary Mastery (A Correlation Study in the Second Grade of MTS Nurul Falah)
  15. The Effectiveness of Total Physical Response in Teaching Speaking Skill to the Beginners [An Experimental Research of Sixth Grade Students of Elementary School (SDN 2 Plumbon-Cirebon)]
  16. Applying Multiple Intelligences in Teaching English to Young Learners (A Descriptive Study at TK Pondok Anak Pintar, Cimahi)
  17. A GOOD CATCH: An Idealized Boy in “Me Versus High Heels”
  18. POLITICAL ISSUES IN RADIOHEAD’S SONG LYRICS (A Critical Discourse Analysis on three lyrics in Radiohead’s Album Hail to the Thief)
  19. THE USE OF TPR METHOD IN TEACHING ENGLISH TO YOUNG LEARNERS’ VOCABULARY MASTERY
    (A Quasi Experimental Study of SDN Harapan Bandung)
  20. The Use of Series of Picture as Media to Improve Students’ Ability in Reading Narrative Text A Quasi Experimental Study of Second Grade Students at SMA Pasundan Cikalongkulon
  21. TEACHER’S STRATEGIES IN TEACHING ENGLISH VOCABULARY TO YOUNG LEARNERS :
    A Descriptive Study of a Teacher’s Strategies in One of the English Course in Cimahi
  22. AN ANALYSIS OF ONOMATOPOEIA TRANSLATION IN “THE LIFE AND TIMES OF SCROOGE Mc DUCK” COMIC BOOK :
    A Case Study of the English-Indonesian Translation of Onomatopoeia
  23. THE USE OF COOPERATIVE LEARNING IN IMPROVING STUDENTS’ SKILL IN WRITING RECOUNT TEXT
  24. THE SUBTITLING STRATEGIES USED IN FICTION FILM : An Analysis of Translation Errors in Translating Subtitles of Evan Almighty Film
  25. EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN MEMBACA PEMAHAMAN CERITA ANAK DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK SKEMA :
    Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas VII SMP 3 Lembang Tahun Ajaran 2009/2010
  26. TEACHING ENGLISH FOR STUDENTS WITH CEREBRAL PALSY :D escriptive Study in SLB-D YPAC Bandung
  27. The Effectiveness of Think-Pair-Square Strategy in Improving Students’ Listening Comprehension : An Experimental Study at SMPN 22 Bandung
  28. The Effectiveness of Detailed Reading Strategy In Improving Students’ Writing Achievement : An Experimental Study at SMAN 20 Bandung
  29. The Use of Task-Based Instruction in Teaching and Learning English in an Elementary School : A Qualitative Study of Fifth Grade Elementary School Students at SD Kartika X-3 Parongpong
  30. THE FLOUTING OF COOPERATIVE PRINCIPLE MAXIMS IN A COMEDY MOVIE ENTITLED “MEET THE PARENTS”
  31. Defending Identity: A Struggle Against Western Hegemony in the Novel A Short History Of Tractors In Ukrainian By Marina Lewycka
  32. Keeping a Journal ” The Use of a Diary in Teaching Recount Texts to Improve Students’ Writing Ability” : A Quasi-Experimental Study of Eighth Grade Students at SMPN 1 Lembang
  33. THE TRANSLATION ANALYSIS OF EXPRESSIVE DIALOGUES IN THE COMIC BY HERGE ENTITLED “THE ADVENTURE OF TINTIN AND THE BLUE LOTUS”
  34. AN ANALYSIS OF THE TRANSLATION OF SIMILES AND METAPHORS IN THE GHOST, A NOVEL WRITTEN BY DANIELLE STEEL
  35. IMPROVING STUDENTS’ MOTIVATION TO SPEAK ENGLISH THROUGH COLLABORATIVE LEARNING
  36. THE TRANSLATION ANALYSIS OF IDIOMATIC expressionS USED IN JERRY BRUCKHEIMER’S FILM ENTITLED ‘CONFESSIONS OF A SHOPAHOLIC’
  37. THE EFFECTIVENESS OF COOPERATIVE LEARNING: JIGSAW TECHNIQUE IN IMPROVING STUDENTS’ READING COMPREHENSION
  38. The Relationship between Students’ Academic Self-Efficacy and Their Learning Participation in Speaking Class
  39. LESSON PLANNING IN YOUNG LEARNER :A Descriptive Study towards Teachers’ Lesson Plan of Elementary School
  40. THE EFFECTIVENESS OF USING AUTHENTIC MATERIALS IN TEACHING RECOUNT TEXT TO IMPROVE STUDENTS’ WRITING ABILITY : An Experimental Study of the First Grade Students of SMA PGII 1 Bandung
  41. THE CONSTRUCTION OF FREEDOM IN A NOVEL “VEIL OF ROSES” BY LAURA FITZGERALD
  42. The Effectiveness of Using Total Physical Response (TPR) Method in Teaching Vocabulary in Elementary School : An Experimental research to the 2nd grade of SDN ISOLA 2 Bandung
  43. THE REPRESENTATION OF VIOLENCE ISSUE IN THE SELECTED SONG LYRICS AND VIDEO CLIPS OF SNOOP DOGG’S LATEST COMPILATION ALBUM
  44. THE PORTRAYAL OF MULTIPLE INTELLIGENCES^72;BASED INSTRUCTION: A Case Study of English for Young Learners Class at Mutiara Hati Elementary School
  45. The Effectiveness of Cooperative Learning to Improve Students’ Ability in Reading : An Experimental Study on Second Year Students of SMUN 15 Bandung
  46. ANALYZING THE NATURALNESS AND ACCURACY OF STUDENT’S TRANSLATION OF CHILDRENT’S STORIES
  47. THE USE OF TPR STORYTELLING IN TEACHING ENGLISH VOCABULARY
  48. USING MIND MAPPING TECHNIQUE TO IMPROVE STUDENT’ ABILITY IN READING DESCRIPTIVE TEXT
  49. IS BEAUTY STILL RULES? : Analyzing the Issue of Physical Appearancea in Icha Rahmanti’s Novel Beauty Case
  50. TEACHERS’ PROBLEMS IN THE UTILIZATION OF INSTRUCTIONAL MEDIA IN ENGLISH TEACHING :A Case Study toward English Teachers in Three Senior High Schools in Sumedang

01 Maret 2013

E-book' Apa yang Laku di Pasaran?

Menulis buku memang bukan sesuatu yang mudah, apalagi membuat buku tersebut laris manis dijual di pasaran. Selama ini, buku kategori fiksi seperti novel atau komik yang berhasil meraup penjualan terbanyak untuk versi buku cetak. Lalu bagaimana dengan buku digital atau e-book yang perlahan mulai menggeser buku cetak?

Kepala Pengembangan Bisnis Rumponpin.com, Rizky Maulana, mengatakan bahwa novel dan komik memang masih sangat diminati oleh banyak orang. Namun untuk buku digital, buku yang berisi cara untuk memperoleh sesuatu atau melakukan sesuatu menjadi kategori yang juga banyak diminati.

"Umumnya orang itu mencari e-book yang isinya tips dan trik misalnya how to study effectively atau how to lainnya," kata Rizky dalam talkshow mengenai penerbitan e-book dan plagiarisme di Library Cafe Universitas Bina Nusantara, Jakarta, Kamis (21/2/2013).

Buku-buku yang memaparkan tentang tips ini, lanjutnya, biasanya kurang laku dijual dalam versi cetak. Namun saat dijadikan versi digital, buku jenis ini justru banyak dicari dan mendapat keuntungan yang besar dibanding buku kategori lain. Untuk itu bagi kalangan akademisi yang ingin membuat e-book, ada baiknya memilih tema yang tidak jauh dari hal tersebut.

"Ada buku yang kurang laku dicetak tapi justru malah laku saat dibuat e-book. Kenapa buku yang isinya tips lebih laku dalam versi e-book? Karena orang ingin cepat dan itu bisa didapat dengan e-book," jelas Rizky.

Kendati demikian, tidak menutup kemungkinan bagi akademisi yang ingin mengeluarkan buku dengan konten yang lain. Tidak hanya itu, jika memang ada orang yang tertarik membuat e-book saja maka pihaknya dapat memberi fasilitas dan menjembataninya selama konten yang diangkat sudah layak tayang.

"Tidak harus membuat buku versi cetak baru bisa bikin e-book. Buat buku versi e-book langsung juga bisa selama kontennya sudah pasti, kami akan bantu rilis," tandasnya.

 

Tulisan Lainnya:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *